Welcome

Salam Indonesia..Perkenalkan saya Alfred...seorang muda yang punya mimpi-mimpi dan senang belajar dari segala sumber yang baik untuk action mewujudkan mimpi-mimpi itu. Semoga postingan saya menjadi inspirasi bagi kita semua. Salam hangat....

Tentang Saya

My photo
Seorang Muda yang punya mimpi dan TAKE ACTION untuk Mewujudkannya...Salam hormat Kontak saya: fooalfred2412@gmail.com

In Memoriam Mbah Surip | Stop Dreaming Start Action ala Mbah Surip

by ALFRED

PS: Buat temen-temen yang sudah merelakan waktunya untuk membaca artikel kali ini, terimakasih banget. Ini ada sedikit bonus. Semoga bermanfaat. Salam...:D

DOWNLOAD DI SINI dan DI SINI.

Sekali lagi Indonesia berduka. Setelah luluh lantak oleh bom Marriot dan Ritz Charlton yang menyebabkan 9 orang tewas, kali ini dunia hiburan negeri kita kehilangan entertainer yang amat sangat fenomenal, mbah Surip, kini lelaki Mojokerto itu pergi selama-lamanya meninggalkan kita. Saya masih ingat pernah membaca artikel tentang beliau dan awal kariernya (jawa pos.com; penulis Ali Murtadio). Saya kira kita layak meneladan semangat stop dreaming start action dari mbah Surip semasa hidupnya. Mari kita simak.

Apa yang menarik dari si mbah ini. Tertawanya? Liriknya yang hanya dibolak-balik? Klipnya yang seperti Casper, setan lucu dan superusil? Silakan teman-teman nilai sendiri. (ps: kalau menurut saya, yang menarik dari mbah Surip ya TERTAWANYA…HA…HA…HA. Sungguh jenaka dan menghibur :P). Tapi yang jelas Ring Back Tone lagu “Tak Gendong” sudah tembus 4,6 Miliar rupiah (ps: walaupun masih kontroversi dan simpang siur).Tua, muda, anak-anak kecil hafal lagunya, Manoharapun tergila-gila kepada beliau, benar-benar fenomenal!!!!

Mbah Surip (maaf ya), wajahnya kurang ganteng (hehehe), penampilannya eksentrik dan rada kurang keren, lirik lagunya ya ampun... sederhana banget. Temen-temen pasti hafal dengan lagu-lagu beliau seperti Bangun Tidur yang lagi digenjot di TV-TV?

Bangun Tidur, Tidur Lagi, Bangun Lagi, Tidur Lagi, Kalau Lupa Bangun, Tidur Lagi...
He he he, lucu memang. Apalagi, kalau membayangkan wajah penyanyi yang sudah berumur 60 tahun itu. Waduh waduh idiih…sepintas beliau memang tidak punya peluang untuk meraih sukses di jagat musik Indonesia yang sampai saat ini mendewakan paras ganteng / cantik, plus tubuh seksi dan lagu-lagu mellow bertema cinta-cintaan.

Namun apa yang membuat beliau begitu terkenal serta digemari dan dihormati semua umur, tua maupun muda?? Is he lucky?? Absolutely No. Kita yang biasa bekerja berkeringat tidak senang mendengar kata-kata lucky, mujur, dan nasib baik. Memang ada faktor keberuntungan pada setiap keberhasilan, tapi tentu tidak ada sukses yang tidak direncanakan. Tidak ada kemenangan tanpa strategi, kata Sun Tzu. Kerja keras, pantang menyerah, persistent (teguh), dan strategi mengeksekusi pada momen yang tepat menjadi kunci sukses keberhasilan ini.

Selain faktor di atas, menurut saya kepribadian mbah Surip juga menentukan. Berdasar keterangan keluarga, kerabat dan sahabat dekat, alm Mbah Surip orangnya murah hati dan tidak sombong. Buktinya meski sudah terkenal seantero Indonesia (luar negeri??), beliau tetap hidup sederhana, tidak bermewah-mewah, apa adanya, peduli terhadap nasib orang kecil serta tetap dekat dengan musisi-musisi jalanan yang menjadi teman seperjuangan beliau. Seharusnya mbah Surip sudah mampu untuk hidup berkecukupan materi, karena seperti kita tahu bahwa beliau pernah bekerja sebagai engineer (mbah Surip adalah seorang insinyur mesin) di perusahaan minyak internasional di Amerika dan Kanada tapi karena kepedulian beliau terhadap orang kecil, beliau banyak mendermakan gajinya untuk menyantuni mereka.

“SAYA NDAK PERLU UANG BANYAK, YANG PENTING CUKUP UNTUK BELI KOPI SAJA HA...HA...HA” (mbah Surip)

Kepedulian terhadap sesama ini juga ditunjukkan beliau lewat pernyataannya dalam sebuah wawancara di salah satu TV swasta, di mana mbah Surip lebih memilih KAYA HATI daripada KAYA MATERI. Satu lagi testimoni dari keponakan mbah Surip, mengatakan bahwa beliau adalah seorang yang pendiam dan dermawan. Sang keponakan juga ingat sebuah pesan dari pakde-nya ini bahwa kita seharusnya tidak menilai seseorang dari kemewahan yang ia miliki, tapi nilailah dari kualitas hidup yang ia jalani (budi pekerti dan amal ibadahnya). Wow luar biasa.

Setelah melihat pribadi beliau, mari kita lihat perjalanan kariernya, seperti yang saya kutip dari tulisan pak Ali Murtadio. Lagu Tak Gendong sebetulnya sudah dibuat pada 1983 atau 26 tahun lalu, saat dia bekerja di pengeboran minyak di Amerika. Begitu pulang, dia menawarkannya ke industri musik. Mbah Surip, konon, telah mengirimnya ke Sony BMG, Musika, dan Nagaswara. Ketiganya menolak.


Dan, kalau faktor luck, inilah keberuntungan Mbah Surip. Dia bertemu Falcon Music. Dia datang ke Jalan Duren 3, Jakarta, markas Falcon Enterprise, naik motor tua yang dimodifikasi. ''Saya punya lagu bagus,'' kata Mbah Surip. Lalu, lagu itu dipertontonkan kepada Naven, bos Falcon. Reaksinya? ''Boleh juga. Saya mau,'' katanya. Mbah Surip kaget. Kontrak pun diteken.

Setelah ditunggu-tunggu, lagu itu ternyata tak kunjung muncul di TV. Bahkan, klip video pun belum dibikin. ''Saya sengaja tahan,'' kata Naven. ''Sebab, setahun lalu, lagu-lagu yang hit selalu bertema cinta dan mellow,'' ujarnya. Lalu, datanglah grup band Kuburan yang juga fenomenal dengan lagu andalannya, A Minor D Minor, yang semua pemain memupuri wajahnya serbaputih itu.

''Ini waktunya,'' kata Naven. Pria 38 tahun keturunan India tersebut segera mengaransemen Tak Gendong ke Mana-Mana kebeat anak muda dengan klip yang asyik. Promo klip pun dipasang di mana-mana.

Keunikan dan kebaruan yang diperkenalkan kepada penggemar musik pada saat pasar menantikan jenis kreativitas itulah yang juga berkontribusi pada kesuksesan. Langkah Naven untuk menunggu pada saat pasar benar-benar menantikan tentu bukan tanpa perhitungan. Penerimaan produk yang inovatif bisa kurang bagus pada saat konsumen tidak benar-benar membutuhkan.

Kini lagu Mbah Surip meledak, laris, populer, dan menjadi word of mouth. Hampir semua TV yang punya acara live music pop mengundangnya. Dia disuruh menyanyi, disuruh bercerita. Tapi, Mbah Surip tetap Mbah Surip, lebih banyak diamnya. Atau, kalau sudah muncul mood-nya, ceritanya ke mana-mana.

Itulah bisnis. When the moment comes, exploit it. Maka, Bangun Tidur, Tidur Lagi pun sudah beredar di radio-radio. Mengapa klip dan VCD-nya belum muncul? Inilah strategi major label. Menjajal pasar lewat radio hingga public aware. Terlalu buru-buru mengeluarkan VCD hanya akan membuat para pembajak berpesta dan menyebabkan umur pasar berlangsung pendek.

Naven tak hanya menangkap momen dengan lagu keduanya. Dia kini sudah siap-siap memfilmkannya. ''Saya sendiri yang membuat,'' katanya. Genrenya? ''Komedi seperti Mr Bean,'' kata pemegang right RBT ribuan lagu raja dangdut Rhoma dan anaknya, Ridho, itu. Judul filmnya, kata Naven, Bangun Tidur.

Jadi, siapa yang hebat? Mbah Surip? Atau, Naven? Dua-duanya. Mbah Surip memenuhi syarat sebagai orang sukses. Yakni, gigih, pantang menyerah, dan berani beda. Ditolak berkali-kali tidak membuatnya menyerah. Dia tetap menjual ke mana-mana dan akhirnya sukses. Kita kerap melihat seseorang pada hasil akhirnya, bukan jalan berlikunya.

Kita senang Mbah Surip bisa sukses. Sebab, dia mewakili banyak sekali orang yang mempunyai wajah di bawah standar tapi bisa sukses di belantika industri musik yang selalu diasosiasikan dengan penampilan serba cantik, ganteng, dan seksi. Dia mewakili jutaan orang yang suaranya pas-pasan. Dia juga mewakili jutaan orang yang sudah senior dan dia mewakili grass root.

Pasti Anda mempunyai wajah, suara, dan umur yang lebih unggul daripada Mbah Surip. Kalau Mbah Surip saja bisa, pasti yang lain juga bisa. Mbah Surip memberikan pesan kepada kita bahwa untuk sukses tidak harus secantik Luna Maya dan Manohara. Juga, tidak harus seganteng Ariel Peterpan atau Pasha Ungu. Cukup seperti Mbah Surip yang berambut gimbal, bergaya reggae, dan bisa tertawa ha... ha... ha... ha... Itulah brand Mbah Surip. Nyanyi itu jenaka, nyanyi itu menghibur.

Kini beliau telah tiada. Meninggalkan kita semua. Namun walau jasadnya telah kembali ke tanah, sesungguhnya mbah Surip tidaklah mati. Beliau tetap hidup di hati keluarga, kerabat, sahabat serta jutaan penggemarnya. Karya-karya dan semangat kedermawanan beliau begitu luar biasa dan sudah selayaknya kita tiru. Beliau tetap teguh melakukan action-action kecil setapak demi setapak untuk mencapai mimpi-mimpi beliau, membahagiakan orang lain lewat musik dan tawa meskipun mendapat halangan yang luarbiasa banyaknya. Selamat jalan mbah….kami akan meneruskan perjuanganmu, meneladani sikap dan akhlakmu demi kebaikan sesama….pokoke semua budi baikmu, TAK GENDONG KE MANA-MANA!!!!! I LUV U FULL

Salam Action!

0 comments:

wibiya widget

Design by Blogger Templates